Pelahap Maut
Para Pelahap maut bersama Voldemort dalam Harry Potter and the Deathly Hallows - Bagian 2. |
Pelahap Maut atau Death
Eater dalam bahasa Inggris, ada sebutan bagi pengikut Lord Voldemort,
seorang penyihir ilmu hitam yang paling ditakuti di zaman kejayaannya,
merupakan tokoh antagonis utama dalam novel seri Harry Potter
karya J.K. Rowling.
Mereka dimunculkan sebagai sebuah kelompok di Harry Potter dan Piala Api, di mana pada
saat itu mereka mengadakan pengacauan di Piala Dunia Quidditch, meskipun anggota-anggota
individual seperti Lucius Malfoy dan Severus Snape
sudah dimunculkan di episode sebelumnya. J.K Rowling mengatakan bahwa kelompok
ini pada awalnya akan dinamai Kesatria Walpurgis, sebelum dinamai
Pelahap Maut.
Latar belakang dan peranan
Cikal bakal Pelahap Maut adalah murid-murid Slytherin
yang bersekolah di zaman yang sama dengan Tom Riddle
muda. Jika dianalisis, ideologi mereka adalah supremasi rasial (penyihir darah
murni). Mereka mulai aktif sekitar awal dekade 1970-an. Modus
operandinya antara lain teror, penyerangan, penyiksaan, dan pembunuhan
lawan-lawan mereka, terutama anggota Orde Phoenix
dan simpatisan-simpatisannya. Selain penyihir, kaum Muggle juga
kerap menjadi sasaran. Pada saat itu, Kementerian Sihir, otoritas tertinggi
komunitas sihir terkesan tidak berdaya dan tidak mampu memberantas para Pelahap
Maut. Hal ini diperparah oleh banyaknya agen-agen Pelahap Maut di Kementerian
dan aparatur Kementerian yang korup dan dapat dikatakan tidak kompeten (sebagai
contoh, jumlah Auror yang kurang). Sehingga, komunitas sihir praktis hidup
dalam teror dan ketakutan.
Mereka umumnya memakai topeng, berjubah hitam, dan
berkerudung hitam. Mereka juga memiliki tanda khusus - Tanda Kegelapan, yang
dibakarkan di lengan mereka. Tanda ini dapat digunakan untuk memanggil
Voldemort, dan sebaliknya. Menjadi seorang Pelahap Maut berarti pelayanan
seumur hidup kepada Lord Voldemort. Jika mencoba keluar atau berkhianat,
konsekuensinya adalah mati (seperti yang terjadi pada Regulus Black
dan Igor
Karkaroff).
Ketika Voldemort mengalami kejatuhannya dengan insiden di
Godric's Hollow, kediaman Keluarga Potter, banyak Pelahap Maut yang masih hidup
kemudian mengaku bahwa mereka menjadi pengikut Voldemort karena takut akan
ancamannya dan mengaku "disihir". Tetapi ada pula yang
terang-terangan masih memujanya, seperti Bellatrix Lestrange.
Ketika Voldemort kembali berkuasa di tahun keempat Harry
di Hogwarts,
ternyata masih banyak pengikut setianya yang kembali padanya. Dan setahun
berikutnya, terjadi pelarian besar-besaran dari Azkaban,
dan para pelarian ini kembali bergabung dengan tuannya untuk menebarkan teror.
Ketika terjadi pertempuran di Departemen Misteri, ada beberapa Pelahap Maut
yang berhasil ditangkap, seperti Lucius Malfoy,
tetapi masih banyak pula yang berhasil melarikan diri.
Di Harry Potter dan Pangeran Berdarah
Campuran, Pelahap Maut kembali meneror dunia sihir dengan membunuh
banyak orang, terutama figur-figur penting seperti Amelia Bones dan Emmeline Vance. Mereka
jugalah yang menyerang dan merobohkan sebuah jembatan di awal cerita,
menewaskan banyak Muggle.
Pelahap Maut juga merekrut beberapa makhluk lain untuk mendukung kampanye teror
mereka, seperti Dementor,
manusia serigala (seperti Fenrir Greyback), dan raksasa. Banyak dari
mereka mau menjadi simpatisan Pelahap Maut karena dijanjikan
"kebebasan", "persamaan hak", dan lain sebagainya, persis
seperti modus perekrutan teroris di dunia Muggle (dunia kita, dunia nyata). Para Pelahap Maut kembali
kabur dari Azkaban
dan kemudian menyerbu Hogwarts di akhir tahun keenam Harry. Mereka diselundupkan
oleh Draco Malfoy
melalui Kamar Kebutuhan. Sekali lagi mereka berhasil lolos setelah Snape
membunuh Dumbledore.
Pada buku ketujuh, para Pelahap Maut semakin aktif
menebarkan teror. Bahkan, mereka berhasil menguasai Kementerian Sihir dan
Sekolah Hogwarts. Banyak dari mereka yang kemudian ditunjuk sebagai
pejabat-pejabat penting Kementerian, di bawah pimpinan Menteri Sihir Pius
Thicknesse, seorang pejabat Kementerian yang berada di bawah pengaruh Kutukan
Imperius. Di Hogwarts, mereka menempatkan Severus Snape sebagai Kepala Sekolah
(yang kemudian terbukti sebagai agen ganda dan lebih setia kepada Dumbledore), dan kakak
beradik Amycus dan Alecto Carrow sebagai Guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam
(kemudian menjadi Ilmu Hitam) dan Telaah Muggle, yang dijadikan pelajaran wajib
pada rezim teror ini, yang digunakan untuk menyebarkan propaganda
anti-Muggle.
Kejatuhan
Pertempuran Hogwarts (2 Mei 1998), menandai kejatuhan
dan akhir petualangan Lord Voldemort dan Pelahap Mautnya. Mereka mengalami
kekalahan besar dalam pertempuran tersebut (banyak diantara mereka yang tewas),
sementara Lord Voldemort sendiri tewas dalam duel terakhir melawan Harry
Potter. Setelah itu, banyak dari mereka yang ditangkap dan dipenjarakan di Azkaban,
sementara yang lainnya melarikan diri dan atau bersembunyi (kemungkinan hingga
ke luar negeri). JK Rowling menambahkan, bahwa Tanda Kegelapan yang berada di
tangan para pelahap maut memudar setelah kekalahan Voldemort.
Para Pelahap Maut
Saat Ini
Daftar Pelahap Maut hingga tahun 1998
- Lord Voldemort (Pimpinan)
- Alecto Carrow
- Amycus Carrow
- Avery
- Crabbe Sr. (Ayah dari Vincent Crabbe)
- Antonin Dolohov
- Goyle Sr. (Ayah dari Gregory Goyle)
- Fenrir Greyback (Manusia Serigala)
- Jugson
- Bellatrix Lestrange
- Rabastan Lestrange
- Rodolphus Lestrange
- Walden Macnair
- Draco Malfoy (kemudian memihak Hogwarts pada Pertempuran Hogwarts ke-2)
- Lucius Malfoy
- Mulciber
- Nott Sr. (Ayah dari Theodore Nott)
- Peter Pettigrew
- Augustus Rookwood
- Severus Snape (Setia pada Dumbledore)
- Travers
- Yaxley
- Thorfinn Rowle
- Barty Crouch Jr.
- Evan Rosier
- Igor Karkaroff
- Gibbon
- Selwyn
- Wilkes
Pelahap Maut Yang Mati atau Tidak Memiliki Jiwa
- Lord Voldemort (Pimpinan, tewas dalam Pertempuran Hogwarts ke-2)
- Barty Crouch Jr. (diberi Kecupan Dementor di tahun 1994)
- Bellatrix Lestrange (Tewas dalam Pertempuran Hogwarts ke-2)
- Antonin Dolohov (Tewas dalam Pertempuran Hogwarts ke-2)
- Severus Snape (dibunuh oleh Nagini)
- Evan Rosier
- Wilkes
- Gibbon
Pengkhianat Pelahap Maut atau simpatisan
- Igor Karkaroff (dibunuh di tahun 1996)
- Regulus Black (diperkirakan dibunuh sekitar tahun 1980-an)
- Draco Malfoy (kemudian memihak Hogwarts pada Pertempuran Hogwarts ke-2)
- Lucius Malfoy (kemudian memihak Hogwarts pada Pertempuran Hogwarts ke-2)
- Narcissa Malfoy (kemudian memihak Hogwarts pada Pertempuran Hogwarts ke-2)